Harga kopi Indonesia di tingkat global berpotensi
naik. Namun kenaikan harga itu harus disertai dengan sejumlah syarat. Sebagaimana
diketahui harga kopi petik di tingkat petani saat ini mencapai Rp 5,000/kg.
sementara harga biji kopi kering robusta baru mencapai Rp 20.000/kg. Harga itu
bisa berpotensi terus bertambah tinggi, dengan syarat para petani kopi robusta
di negara lain, seperti Vietnam, masih bertahan dengan strategi mereka untuk
menahan pasokan kopi.
Perlu diketahui bahwa pada 14 Juli 2015 lalu, Blommberg melaporkan bahwa para petani
kopi di Vietnam menahan pasokan kopi mereka guna menunggu lonjakan harga. Para
petani kopi robusta Vietnam memperkirakan harga kopi dapat mencapai harga tertinggi
dalam enam belas bulan ke depan.
Para petani kopi robusta di Vietnam menunggu lonjakan
harga kopi sampai setidaknya 40.000 dong atau sekitar Rp 24.000, sedangkan
harga kopi sampai akhir bulan Juli baru mencapai 38.000 dong atau senilai Rp 23.000.
Harga ini lebih tinggi dibanding harga biji kopi kering robusta saat ini.
Menurut para pedagang kopi Vietnam, strategi para
petani kopi Vietnam ini seperti dua sisi mata uang. Pada satu sisi harga kopi
di Vietnam dapat menguat, tapi di sisi lain bisa juga jatuh karena importer kopi
robusta akan beralih ke negara lain penghasil robusta.
Peluang ini sebaiknay ditangkap
petani kopi robusta Indonesia untuk berstragegi dalam menjual kopi. Salah satunya
adalah dengan tidak terlalu ketat menahan pasokan kopi. Stategi jangka pendek
ini untuk memperluas penyerapan pasar kopi robusta. Sementara untuk jangka
panjang, petani kopi tetap harus menahan pasokan mereka.
Perlu diketahui bahwa selama ini negara-negara yang
mengimpor kopi Indonesia seperti USA, Jepang, Austria, Belgia, Norwegia dan Finlandia lebih memilih
kopi Vietnam. Saat inilah momentum terbaik agar negara-negara itu
mempriotitaskan impor kopi dari Indonesia.
0 comments:
Post a Comment